Gua Putri Pacitan

Gua Putri merupakan gua yang terletak di desa Padang Bindu, kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Gua ini menyajikan ornamen khas gua yang tumbuh dari bagian atas. Bentuknya menjulur ke bawah bagaikan ikatan padi yang dihiasi oleh aneka warna yang timbul secara alami. Sementara di bagian lantainya, terbentuklah Stalakmit yang tak ubahnya sebuah dekorasi yang menghiasi singgahsana Putri Dayang Merindu. Dalam cerita rakyat setempat, Dayang merindu merupakan sosok Putri yang cantik jelita.

Gua Putri memiliki kedalaman hingga 150 meter dan lebar hingga 20 meter. Sementara sungai yang mengalir deras didalamnya merupakan sungai Semuhun. Sungai semuhun yang dalam bahasa Ogan berarti Bermunajat itu memiliki lebar hingga 10 meter.

Untuk menuju ke Gua Putri tidaklah terlalu sulit. Gua Putri terletak hanya sekitar 40 KM dari kota Baturaja ke arah PT. Bukit Asam di Tanjung Enim. Sementara dari kota Palembang jaraknya sekitar 230 KM atau sekitar 7 jam perjalanan darat. Akses jalan menuju lokasipun sangat bagus karena gua putri hanya berjarak sekitar 2 KM dari jalan lintas tengah Sumatera.

Di dalam gua putri terdapat bebatuan yang menyerupai perkampungan yang terdiri atas pemandian, ruang persamuan hingga singga sana Putri Dayang Merindu. Sebelum masuk kedalam mulut Gua, pengunjung akan disuguhi keindahan alam yang terdiri atas karst yang tercipta semenjak ribuan tahun silam.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gua Putri Kencono adalah gua yang terletak ±30 km sebelah selatan Kota Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Gua yang dibuka sejak tahun 1992 ini mempunyai luas sekitar 10 m persegi. Gua ini mempunyai bentuk seperti rumah berbatu yang berukuran lebar 4 meter. Terdapat ruangan di sisi lain dengan melewati sisi celah kecil seperti pintu dan hanya bisa dilalui satu orang. Pada setiap ruang di gua ini mempunyai stalakmit dan stalaktit yang masih berair serta langit langit gua yang mempunyai tinggi 3-5 meter. Gua ini hanya mempunyai satu pintu masuk saja.[1]

Sendayang Panyuwunan merupakan kolam kecil yang berada pada Gua Putri Kencono yang berisi air.[1]

Gua yang berada di wilayah Desa Wonodadi, Kecamatan Pracimantoro tersebut bisa ditempuh dengan moda transportasi darat dengan jarak sekitar 40 kilometer (km) dari pusat kota Wonogiri. Gua ini sendiri hanya punya satu pintu masuk saja sehingga, jika ingin keluar dari gua maka harus keluar melwati pintu gua masuk tadi.[1]

0%0% found this document useful, Mark this document as useful

0%0% found this document not useful, Mark this document as not useful

Perhutani is a State-Owned Enterprise in the form of a Public Company (Perum) which has the task and authority to manage state forest resources on the islands of Java and Madura.

Baturaja (ANTARA) - Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang merupakan salah satu dari 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan, memiliki berbagai macam objek wisata alam maupun objek wisata sejarah dan budaya.

Berdasarkan data, Kabupaten OKU memiliki lebih dari 40 objek wisata. Objek wisata tersebut di antaranya adalah Gua Putri di Desa Padang Bindu, Air Terjun Kambas di Desa Ulak Lebar, Air Panas Gemuhak di Desa Gunung Tiga, Batu Lesung Bintang di Desa Laya, serta Rantai Kupai di Desa Tungku Jaya,

Objek wisata lainnya, Wisata Alam Mendingin di Desa Mendingin, Bukit Pelawai yang berada di Desa Laya, Desa Pusar, Desa Batu Kuining dan Desa Karang Agung, serta Gua Harimau di Desa Padang Bindu.

Dari objek wisata itu, Gua Putri dan Gua Harimau yang berada dalam satu desa yakni Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji --sekitar 35 kilometer dari Ibu Kota OKU, Baturaja-- tidak hanya memiliki panorama goa yang eksotis akan tetapi objek wisata ini juga menyimpan legenda turun-temurun dan sejarah budaya.

Gua Putri dan juga Gua Harimau menjadi ikon wisata Kabupaten OKU. Objek wisata ini menawarkan perpaduan wisata alam dengan wisata sejarah budaya. Gua Putri kental dengan legenda Si Pahit Lidah dan Putri Dayang Merindu, sedangkan Gua Harimau dikenal dengan "rumah peradaban" karena gua ini penuh dengan penemuan situs yang berasal dari ribuan tahun lalu.

Objek wisata gua ini juga banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah pada liburan panjang masa Lebaran.

Gua Putri terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji atau berjarak sekitar 200 kilometer dari Kota Palembang dan 35 kilometer dari Baturaja, Ibu Kota Kabupaten OKU.

Gua Putri memiliki kedalaman sekitar 150 meter dengan ketinggian 20 meter dan lebar 20-30 meter. Di komplek goa ini mengalir anak Sungai Sumuhun yang konon apabila pengunjung mandi atau mencuci muka di aliran sungai tersebut, semua keinginannya akan terwujud.

Menurut legenda yang diyakini masyarakat sekitar, keberadaan Gua Putri bermula dari kehidupan seorang putri bernama Dayang Merindu yang merupakan selir dari Prabu Amir Rasyid, penguasa Kerajaan Ogan yang hidup di zaman dahulu kala.

Suatu pagi, sang putri mandi di muara Sungai Sumuhun dan saat itu melintas seorang pengembara bernama Serunting Sakti atau lebih dikenal dengan nama Si Pahit Lidah yang ingin sekali menyapa putri berparas cantik tersebut.

Tapi, kehadiran Serunting Sakti tidak diperhatikan oleh Putri Dayang Merindu, bahkan terkesan sombong, sehingga membuat pengembara sakti asal Sumatera Selatan tersebut mengutuk sang putri dan seluruh kerajaannya menjadi batu.

"Si Pahit Lidah ini adalah seorang tokoh pendekar sakti yang terkenal di Sumatera Selatan yang konon katanya setiap dia berucap akan terwujud, termasuk mengutuk apapun menjadi batu," kata Riswan, salah seorang warga sekitar. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya peninggalan-peninggalan Kerajaan Ogan yang berubah menjadi batu di dalam gua tersebut yang abadi hingga saat ini.

Selain pemandangan alam yang indah, Gua Putri juga memiliki banyak stalaktit dan stalagmit yang menarik. Jika dinding gua terpapar cahaya, maka akan tampak warna-warni yang indah dan tatanan batu yang terdapat di bagian dalam pun sangat menarik.

Menurut cerita, batu-batu tersebut secara alami terbentuk menyerupai sebuah tempat peristirahatan, singgasana, pedapuran untuk memasak, dan pembaringan (Dayang Merindu) yang di bawahnya mengalir air Sungai Semuhun.

Wisatawan biasanya menelusuri gua ini sampai ke sebuah kolam yang diyakini sebagai tempat pemandian Putri Dayang Merindu. Konon, apabila mandi atau mencuci muka di aliran sungai ini semua keinginan dapat terwujud.

Setiap tamu yang ingin masuk ke dalam Gua Putri diharuskan mengetuk dinding goa sebanyak tiga kali yang menandakan salam untuk para leluhur dan menjaga sikap, perkataan serta perbuatan selama berada di dalam goa agar penunggunya tidak marah.

Setiap pengunjung yang masuk ke dalam gua diminta menjaga sopan santun dan tidak boleh sembarang berucap untuk menghormati penghuni di dalamnya.

Sementara itu, Gua Harimau yang hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari lokasi Gua Putri, menyimpan peninggalan peradaban manusia kuno yang hidup sekitar 3.500 tahun lalu.

Untuk menuju objek wisata ini para pengunjung harus menyeberangi Sungai Ogan melalui jembatan gantung tua, kemudian menelusuri jalan setapak sejauh 4 kilometer melewati Sungai Haman (Aek Haman).

Sebanyak 35 kerangka manusia kuno dari Ras Mongoloid berhasil ditemukan di mulut Gua Harimau oleh Tim Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI yang dipimpin Prof Trauman Simanjuntak pada 2014 silam.

Menurut Prof Trauman Simanjuntak saat itu, kerangka manusia yang ditemukan tidak lagi termasuk dalam kategori manusia purba melainkan manusia kuno. Dikategorikan manusia kuno mengingat secara fisik bentuknya seperti manusia modern dan mereka juga sudah mengenal senjata yang dibuat dari batu. Makannya juga sudah omnivora.

Analisis Tim Puslit Arkenas pun menyatakan, kerangka manusia yang ditemukan di Gua Harimau termasuk dalam ras mongoloid karena adanya ciri-ciri morfologi yang ditemukan, yaitu bentuk tengkorak yang meninggi dan membundar (brachy cephal) serta bagian tengkorak belakang yang datar.

Selain itu, juga ada ciri morfologi gigi seri berbentuk orbit mata, kedalaman tulang hidung (nasal) serta postur tulang dan tubuh mereka yang khas mongoloid.

Selain fosil, para arkeolog juga menemukan benda-benda bernilai sejarah tinggi seperti gerabah, biji kemiri yang telah menjadi fosil, batu pemukul serta beliung batu yang diperkirakan berasal dari 2.000-3.500 tahun yang lalu.

Situs Gua Harimau merupakan salah satu situs cagar budaya yang ada di Kabupaten OKU. Situs ini ditemukan pada tahun 1997 dan telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) oleh pemerintah pusat.

Tingginya animo masyarakat dari berbagai daerah untuk berkunjung ke dua objek wisata andalan di Kabupaten OKU tersebut, mendorong pemerintah daerah setempat mengambil langkah untuk meningkatkan sarana dan prasarana demi kenyamanan pengunjung ke Gua Putri dan Gua Harimau.

Sejauh ini sudah banyak pembangunan infrastruktur di Gua Putri seperti seperti fasilitas umum, tourist information, art trade, fasilitas jalan, transportasi, akomodasi, dan pos pengamanan serta akses penerangan yang dibangun sejak beberapa tahun silam.

Pemkab OKU juga telah memperbaiki akses infrastruktur jalan menuju Situs Cagar Budaya Gua Harimau di Desa Padang Bindu, sehingga objek wisata tersebut kini lebih mudah dijangkau wisatawan.

Para pengunjung dapat melihat secara langsung fosil dan puluhan kerangka manusia purba berusia 3.500 tahun lalu dari dua ras yakni Neomongolit hingga Autoromenalisia.

Fosil dan kerangka manusia ini menceritakan perjalanan manusia purba hingga modern saat ini. Perjalanan sejarah itu dipamerkan di Museum Goa Harimau yang dibangun di sekitar objek wisata tersebut.

Setiap pengunjung harus mentaati aturan dan setiap tanda larangan yang dipasang di sekitar Gua Putri dan Gua Harimau untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini akan dipandu oleh pihak pengelola untuk memastikan keamanan dan kenyamanannya.

Editor: Slamet Hadi Purnomo Copyright © ANTARA 2024

Tahukah kamu, ada banyak gua di Indonesia yang bernama putri, lho. Ada Gua Putri di Pekalongan, Gua Putri Asih di Tuban, dan Gua Putri Termenung di Raja Ampat. Masing-masing gua bernama putri ini memesona dan bikin siapa saja terpukau dengan keindahannya.

Berikut ini juga ada gua bernama putri namun sarat akan legenda, lho. Di mana saja, ya?

Gua bernama Putri kali ini lokasinya di Sumatra Selatan, tepatnya di Baturaja. Gua Putri ini sama eloknya dengan Gua Putri di Pacitan atau Pekalongan, lho. Terlebih Gua Putri Baturaja dibumbui mitos yang mengundang rasa penasaran wisatawan.

Di mana, di dalam gua ini terdapat aliran Sungai Sumuhun yang bila kita membasuh wajah dengan air di sini, konon apa yang kita inginkan dapat terwujud. Gak cuma mitos, lho. Ada legenda juga yang mengiringi keindahan Gua Putri.

Alkisah seorang putri bernama Dayang Merindu, menjadi patung karena ucapan seorang pengembara. Sang putri yang tak lain adalah selir Prabu Amir Rasyid, raja dari Kerajaan Ogan, sedang mandi di sungai kala itu. Seorang pengembara tak sengaja lewat dan menyapa sang putri.

Karena Putri Dayang Merindu tidak tahu kehadiran pengembara tersebut, pengembara mengira jika sang putri sombong. Keluarlah sumpah yang membuat Dayang Merindu menjadi patung. Begitu juga dengan desa yang dilalui sang pengembara. Saat ia mengucap sepi seperti gua, desa tersebut berubah menjadi gua.

Baca Juga: 5 Wisata Susur Gua di Yogyakarta, Berani Uji Nyalimu Disini?

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Nah, gua bernama Putri Kencana ini terletak di Wonogiri, Jawa Tengah. Gua ini baru ditemukan sekitar tahun 1991 oleh salah satu penduduk sekitar. Konon, Gua Putri Kencana ini dulunya dijadikan sebagai tempat pelarian dari Putri Kencana Wungu, lho. Putri Kencana Wungu sendiri tak lain adalah putri dari Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit.

Dalam gua ini terdapat tujuh ruang yang konon dulu memiliki fungsi masing-masing. Ada ruang tamu, ruang kebudayaan, ruang kepustakaan, ruang jumenengan, ruang sarasehan, ruang panyuwunan, dan ruang keluarga.

Menariknya lagi, banyak yang berpendapat jika Gua Putri Kencana dulu adalah gua dasar laut karena banyak ditemukan kerangka biota laut.

Gua Putri Pukes di Aceh Tengah juga sarat akan legenda, lho. Lagi-lagi, gua ini mengisahkan kisah seorang putri. Putri tersebut bernama Putri Pukes yang berasal dari Tanah Gayo.

Dikisahkan Putri Pukes yang akhirnya menikah dengan pangeran pilihannya dan meninggalkan kerajaan karena harus mengikuti suaminya. Di sisi lain, orangtua sang putri sedih karena jauh dengan sang putri.

Sebelum berangkat, Putri Pukes mendapat pesan dari orangtuanya yang berat melepas kepergian sang putri. Orangtua berpesan agar Putri Pukes pergi dengan damai dan ikhlas, dan tidak menoleh ke belakang jika rindu orangtua.

Sayangnya, pesan itu dilanggar. Saat di perjalanan menuju kerajaan sang suami, Putri Pukes menoleh ke belakang karena rindu. Tak lama hujan deras datang, sang putri dan pegawai kerajaan lainnya meneduh di gua. Sang putri kedinginan yang lama-kelamaan membuat tubuhnya menjadi patung.

Itu tadi tiga gua bernama putri yang sarat akan legenda. Meski dibumbui oleh legenda, tak lantas membuat gua-gua ini sepi oleh pengunjung. Banyak wisatawan berdatangan, terlebih pesona stalaktit dan stalagmit yang dimiliki gua-gua bernama putri ini amat memesona. Jadi, kapan ke sini?

Baca Juga: 10 Gua Laut Terindah di Dunia, Salah Satunya di Labuan Bajo

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.